Netralitas Press

Banyaknya stasiun tv di Indonesia, membuat berbagai informasi banyak kita dapat, meskipun itu-itu juga. Yang beda cuma pembawa acaranya. Acara favorit yang saya gemari selain Wisata Kuliner, ialah News dan Dialog mengenai Sosial Politik.

Sebagai panduan informasi ter-update, saya lebih sering nonton news di stasiun tv Metrotv. Namun menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) kini, netralitas Metrotv, sebagai Stasiun TV dengan tema mayoritas News dan Dialog Interaktif, perlu dipertanyakan. Mengapa?

Sebagai contoh, kemarin malam ketika acara "JK-pemimpin bersama Rakyat" ditayangkan, ketika JK di close up, tulisan di bawah nama Jusuf Kalla, ialah Calon Presiden RI. yang saya pertanyakan, ini teh acara kampanye atau dialog pemimpin bersama rakyatnya?. Kalau memang acara itu bukan kampanye, mengapa tidak ditulis Wakil Presiden RI, kan dia memang Wakil Presiden RI yang memang saat ini menjadi pemimpin bangsa ini, meskipun wakil.

Dan masih pada acara tentang pemilu, ditayangkan sebuah berita ketika SBY pidato, yang menyebut-nyebut "Cepat-cepatan atau Tepat-tepatan", script writer di Metrotv menyebutnya "SBY lagi-lagi menyinggung slogan pasangan JK-Win yaitu Lebih Cepat Lebih Baik" sambil ditayangkan potongan pidato SBY yang berkata demikian.

Kata "menyinggung" mengesankan makna negatif terhadap subyek sebelumnya. Padahal kalau dilihat utuh pidato tersebut, bukan hanya potongan tersebut, tidak ada sedikitpun kesan negatif. Yang saya tangkap dari pidato tersebut, SBY tidak akan menjawab pertanyaan dengan cepat, makanya ia balik bertanya apakah ini cepat-cepatan atau tepat-tepatan?(kayak acara miss-miss an aja). Berbeda dengan ketika menayangkan berita tentang JK, tidak ada satupun kata bernada negatif yang diucapkan.

Ada lagi yang menarik, pemberitaan tentang Manohara Odelia Pinot. Dikatakan dalam berita tersebut "perwakilan KBRI di Malaysia tidak menggubris, laporan orang tua manohara, dan tidak adanya perlindungan pemerintah atas kasus yang menimpa warganya di Malaysia".
Juga berita tentang Provokasi Kapal Angkatan laut Malaysia yang menerobos masuk ke wilayah perairan indonesia, dikatakan Pemerintah lemah dalam mengatasi masalah ini.

Kata-kata tidak adanya perlindungan pemerintah dan Pemerintah lemah ini mengesankan makna negatif, dan tentunya juga terhadap subyek, dalam hal ini pemerintah sekarang, khususnya kepala pemerintahannya. Wah hebat nih script writer metrotv, hal-hal yang gak nyambung, bisa disambung-sambungin.

Wah-wah-wah, kok metro jadi gini yah. Jangan-jangan Metro Gak netral lagi? Mungkinkah Metrotv, sedang menjadi tim sukses JK-Win? Boleh Gitu? Stasiun TV milik parpol tayang?
Oh iya, metrotv kan "milik"nya Surya Paloh, temennya JK. mmmm...... pantes aja.

Oiya lagi, metro tv bukan satu-satunya stasiun tv di Indonesia "jadi gak netral", masih banyak lagi stasiun TV dengan rating tinggi pada segmen pemilu ini, yang gak bisa "bertahan pada netralitas Press". Saya angkat metrotv pada tulisan ini karena saya merasa kecewa akhir-akhir ini, yang sekian lama saya menjadi penggemar news dan dialog di metrotv, kini berita dan dialog nya "menyudutkan" pihak lain.

Sebagai pengamat, tentunya dapat diketahui berubahnya "warna" PUTIH Netral yang menjadi kusam ke "kuningan" ini. Jika memang mengedepankan PUTIH, maka CUCILAH DENGAN DETERJEN KEKUATAN 1000 TANGAN, AGAR YANG TADINYA PUTIH KEKUNINGAN MENJADI PUTIH BERSIH. :D

Apa Netralitas Press berarti press bebas memilih mana yang didukung?
atau memberitakan sesuatu itu apa adanya, tanpa menyinggung, merugikan pihak lain sesuai kaidah press?
Atau APA??

5 comments:

ujang said...

KPI perlu tegur tuh, stasiun tv yang nakal. kalo iklan sih boleh aja. ini mah news... weleh weleh...

Fandhie said...

hmm jadi kita memiliki kekecewaan yang sama yah...
keberpihakan kadang msh bisa diterima, tp metro terlalu berlebihan sampai lupa kode etik jurnalistiknya.. sangat disayangkan

ceria said...

Betul...bukan hanya metro tv, tapi tvya si bakri juga sama....akhir-akhir ini males bngt lihat pemilu di tv, karena beritanya menydyutkan salah satu calon...jadi ya males ikut terprovoksi aja, karena dalam benakku dan fikiran dan benakku mengatakan belum ada calon yang pantes jika dibandingkan dengan calon yang disusutkan itu...semoga cepat sadar tv one dan metro tv, kita tunggu 8 juli besok agar mreka tau yang terbaik dan pantas itu siapa....gunakan hak pilih anda dengan benar.

Unknown said...

Ahaha.. anda saja sepertinya yang sudah memihak jadi tersinggung :D

Buat saya netral-netral saja kok Metro dan TvOne.. malah kadang saya sebal liat Metro karena memberikan porsi untuk Alfian Malarangeng terlalu banyak :D

Kalau di lihat, Metro yang punya Surya Paloh, TVOne yang punya Bakrie.. Transcorp yang punya Pak CT.. MNC keluarga Tanoe.. mana yang paling berpihak? jelas Transcorp.. dengan menyiarkan live kampanye SBY di GBK :D Mega yang dana kampanyenya paling besar pun tak sampai di siarkan live ;)

ujang said...

Transcorp nyiarin cuma pas ada kampanye doang, kalo metro tv sama tv one, tiap hari, di acara berita pula. kalo nyiarin demokrat yang di banyakin nyalahin timsesnya sby atau sby nya pula. apa itu gak kebangetan? sampai sekarang pun, pilpres dah usai mereka kedua stasiun tv itu masih tetep "keukeuh", cari-cari kesalahan. Hingga hari ini pun terjadi peristiwa ledakan bom di JW Marriott, ucapan sby dijadikan sasaran empuk buat mengadu domba semua pasangan capres. ini lah...itu lah... weleh weleh..... sadar dong mas mbak.... stasiun tv kayak gini bisa bikin bangsa ini pecah.

Bebas bukan berarti tanpa aturan, Bebas sesuai aturan, itulah Demokrasi

Seleksi bahasa sangatlah dibutuhkan untuk memberitakan sesuatu, jangan sampai banyak mudhorotnya, dari pada manfaatnya.

sori, ngelantur gak? :D